Rupiah Masih
Punya Daya Penguat
Pelemahan mata uang dollar AS atas mata uang
global menjadi pendorong penguatan rupiah. Awal pekan ini, Senin (21/10/2013)
daya dorong diproyeksikan masih menaungi pasar di tengah potensi ambil untung
investor.
Keraguan atas prospek perekonomian Amerika Serikat pascapemulihan aktivitas Pemerintahan AS dan kenaikan pagu utang mengakibatkan turunnya nilai tukar dollar AS di pasar keuangan global. Dollar AS turun hingga ke posisi terendah sejak Februari 2013, pada akhir pekan lalu.
Sepanjang pekan lalu dollar AS merosot 1 persen atas mata uang euro atau sekitar 3,8 persen atas euro sejak tiga bulan terakhir. Dollar AS juga tumbang sekitar 0,9 persen atas yen pekan lalu atau sekitar 0,8 persen dalam tiga bulan terakhir.
Posisi dollar AS pun melemah atas rupiah. Di pasar spot, Jumat (18/10/2013) rupiah menguat cukup tajam sebesar 221 poin atau sekitar 1,99 persen ke Rp 10.904 per dollar AS. Kurs tengah BI mencatat penguatan rupiah menjadi Rp 11.308 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya di level Rp 11.351 per dollar AS. Meskipun, rupiah sepanjang tahun ini masih melemah sekitar 13,2 persen.
Riset Trust Securities melihat sentimen dari Asia cukup positif di mana terjadi peningkatan nilai investasi surat-surat berharga di Jepang dan kenaikan pendapatan domestik bruto (PDB) China dari periode sebelumnya.
Rupiah kembali berhasil melampaui target resisten Rp 11.318 per dollar AS. Di awal pekan ini rupiah diproyeksikan bergerak di rentang Rp 11.327-11.285 per dollar AS dalam kurs tengah BI.
Keraguan atas prospek perekonomian Amerika Serikat pascapemulihan aktivitas Pemerintahan AS dan kenaikan pagu utang mengakibatkan turunnya nilai tukar dollar AS di pasar keuangan global. Dollar AS turun hingga ke posisi terendah sejak Februari 2013, pada akhir pekan lalu.
Sepanjang pekan lalu dollar AS merosot 1 persen atas mata uang euro atau sekitar 3,8 persen atas euro sejak tiga bulan terakhir. Dollar AS juga tumbang sekitar 0,9 persen atas yen pekan lalu atau sekitar 0,8 persen dalam tiga bulan terakhir.
Posisi dollar AS pun melemah atas rupiah. Di pasar spot, Jumat (18/10/2013) rupiah menguat cukup tajam sebesar 221 poin atau sekitar 1,99 persen ke Rp 10.904 per dollar AS. Kurs tengah BI mencatat penguatan rupiah menjadi Rp 11.308 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya di level Rp 11.351 per dollar AS. Meskipun, rupiah sepanjang tahun ini masih melemah sekitar 13,2 persen.
Riset Trust Securities melihat sentimen dari Asia cukup positif di mana terjadi peningkatan nilai investasi surat-surat berharga di Jepang dan kenaikan pendapatan domestik bruto (PDB) China dari periode sebelumnya.
Rupiah kembali berhasil melampaui target resisten Rp 11.318 per dollar AS. Di awal pekan ini rupiah diproyeksikan bergerak di rentang Rp 11.327-11.285 per dollar AS dalam kurs tengah BI.
Tanggapan
saya :
Melemahnya ataupun menguatnya dollar AS sudah
pasti sangat berpengaruh terhadap mata uang indonesia (rupiah) baik dampak
positive maupun negative. Bukan hanya Indonesia yang merasakan dampak dari
naik-turunnya dollar AS, negara lain pun merasakan dampak yang sama... bahkan
seluruh dunia..
Karena itu
kita harus menanggapi permasalahan ini dengan bijaksana.
Sumber :
Penulis :
Robertus Benny Dwi Koestanto
Senin, 21 Oktober 2013 | 07:26 WIB
Senin, 21 Oktober 2013 | 07:26 WIB
KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar